Minggu, 02 Maret 2014

Persepsi hitam dan abu-abu

"Cinta itu dipilih, bukan memilih"

Banyak orang bilang, apapun yang dilakukan jika dasarnya ada kata'cinta' semuanya itu bukan lagi salah. Bukan berati tidak boleh disalahkan ataupun selalu dianggap benar, tapi karena memang tidak mutlak untuk disalahkan, dan semuanya terlanjur maklum.
Segala yang berkaitan dengan rasa, perasaan, dan hati, memang sulit untuk di telisik keadilannya. Tidak ada hakim yang lebih adil selain yang membuat rasa itu sendiri. Pengadilan mana yang memvonis kesalahan berdasarkan fakta cinta di TKP?
Kita mungkin seringkali menghakimi sesuatu yang salah dan menyepelekan kesalahan atas dasar 'cinta' sebelum benar benar merasakannya sendiri.
Disini saya hanya mencoba berlaku adil dengan memandang dari dua sisi yang berbeda, persepsi penonton dan persepsi pelaku.
Paham bagaimana rasanya duduk di kursi penonton dan bebas mengahakimi segalanya serta sadar bagaimana rasanya jika berada di TKP dan sulit mengelak dari fakta yang terjadi, meskipun tau resikonya diluar sana banyak penonton yang menyoraki.
Ketahuilah kamu penonton, jadilah penonton yang cerdas, penonton yang menonton dengan segala kaca introspeksi meskipun bukan dirinya sebagai pelaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar