Selasa, 29 Juli 2014

Selamat Kembali Kepangkuan-Nya (lagi)

Ketika aku merenung, dan diam melihat satu tahun kebelakang.
Aku yang sedang menanti subuh tiba, hari itu tiba, hari umat muslim meraih kemenangan ..
Malam itu begitu sunyi, nyaris tanpa suara
Semua terlalu larut akan memori
Memori yang sampai saat ini masih dan terus akan tersimpan rapih.
Memori satu tahun lalu, tepatnya di bulan ramadhan juga
"Besok jadi lebaran ya a ?", tanyaku pada aa (kaka lelaki ku)
"Belum tentu tergantung sidang", jawabnya.
Lantas kami pun sama sama diam, dan tak lama kemudian telah diumumkan bahwa esok adalah lebaran.
"Tuh beneran jadi lebarannya besok", ujar aa.
Seakan kita tidak bahagia menyambut kemenangan esok, tidak terbawa euforia lebaran esok, seakan esok adalah hari yang biasa, biasa yang kita lalui. Tidak nampak keceriaan menyambut malam takbiran pada umumnya..
Angin pun seakan lenyap, menambah hening kesunyian di rumah ini, kecuali suara si kecil Fachri, ponakan ku satu satunya ..
Tidak satupun yang menampakan kebahagiaan lebaran besok, seolah besok memang tidak terjadi apa apa, atau bukan hari yang begitu spesial..
Sempat terlintas beberapa memori ditengah kediaman ku,kegiatan rutin saat lebaran tiba, solat Ied bersama, kemudian melakukan tradisi sungkeman seperti biasa, dan .. pergi menengok orang orang terdahulu alias nyekar.

Akhirnya pun terjebak dalam memori
Rupanya ramadhan kemarin terakhir menerima wejangan wejangan mu
Sulit disangka, yang biasanya ayah menengok mereka, rupanya besok giliran ayah yang ditengok :')

Larut dalam memori bukan berati belum bisa bangkit
Aku hanya mengenang yang memang pantas untuk dikenang
Karena selamanya otak tidak akan sanggup menghapus ingatan
-sekian







Sabtu, 26 Juli 2014

Ketika Aku Mencintaimu Tanpa Jeda

Rindunya seperti aroma tanah pasca hujan
Sejuk tapi tidak menyengat
Lembab tapi tidak basah

Sedang menjadi pematuk rindu yang tak kunjung habis
Berdiri diantara prosa dan alinea
Sembunyi dibalik sajak dan rima

Memakan habis setiap detik rindu yang terjadi
Tak perduli seberapa jauh rindu di ufuk sana
Tak perduli seberapa lama untuk menanti

Yang aku saat ini juga tahu
Ada yang sedang menahan rindu yang cukup sama
Menanti rindu dambaan jiwanya

Rasanya tidak pernah habis untuk mengupas rindu yang satu ini
Lagi lagi terkait rindu dan jarak
Lagi lagi terkait cinta dan ...
Kamu :)
~RP


Jumat, 18 Juli 2014

Saat Tuhan Ingin Memelukmu

Aku pernah merasa hampir kehilangan jiwa
Jiwa yang selalu setia pada Rabb Nya
Patuh dan enggan membangkang Nya
Bahkan selalu rindu bila jauh dari Nya

Tapi anehnya aku hampir saja kehilangannya
Hilang karena mungkin terlalu sulit untuk menerima
Jiwa ku sangat memberontak
Seakan aku lelah dengan Nya
Lelah yang pada ujungnya aku harus kehilangan

Aku meronta ronta, memohon dengan amat sangat agar jangan sampai terjadi
Bahkan saat detik detik bahwa 'itu akan terjadi'
Jiwa ku masih setia dengan Rabb ku
Satu keyakinan bahwa Rabb ku tidak akan membiarkan itu terjadi

Tapi entah tanpa alasan, terlalu sulit aku terka
Hingga pada akhirnya itu harus terjadi
Sekeras apapun aku meronta memohon
Tapi... pada akhirnya memang harus seperti ini
Mungkin beginilah cara Tuhan ingin memelukmu

Minggu, 13 Juli 2014

Untuk 'Kalian'

Kita hanya sedang berjalan pada tepi yang berdampingan
Bukan berlari di persimpangan
Aku dan kamu hanya saling bertautan di sela menit  tersempit
Tapi seolah dibaca semu, Bahkan dianggap nyaris tak ada

Kamu hanya sedang melindungi aku
Bukan mempersempit waktu ku
Kamu hanya sedang menyayangi aku
Bukan mengkotakan jalan ku
Kamu hanya sedang mengakhawatirkan aku
Bukan menyalahi ku

Tapi entah mengapa, mereka tampak geram melihat kita
Mereka geram diatas tawa kita
Mereka geram diatas waktu kita
Mereka geram diatas jalan kita

Siapapun kalian, kita hanya sedang mendayuh bahagia disela waktu yang ada
Disela kesempatan yang Tuhan telah berikan
Bukan ingin bahagia diatas derita, kalau memang kalian merasa itu adalah derita
Apa itu salah ?

Rabu, 09 Juli 2014

Dear Ayah

Dear ayah ..
Kalau saat ini kau ada disini, apa yang ingin engkau katakan ?
Apakah masih akan tetap seperti dulu ?
Aku bahagia ayah, tapi akan lebih bahagia lagi kalau kau tetap ada disini ..
Aku memohon ridomu yah, rido untuk aku yang bahagia karena ada orang lain disamping ku ..
Meski tidak akan pernah sama seperti sosok mu ..

Tidak akan pernah sama seperti kasih sayangmu
Tidak akan pernah sama seperti cintamu
Tidak akan pernah sama seperti perhatianmu
Tidak akan pernah sama seperti ketulusanmu
Tidak akan pernah sama seperti kebaikanmu

Selamanya engkau akan tetap menjadi yang pertama dalam setiap cerita ku pada Tuhan
Selamanya engkau akan tetap menjadi yang pertama dalam setiap doaku pada Tuhan
Selamanya engkau akan tetap menjadi yang pertama nama yang kusebut dalam hati
Dan selamanya engkau akan tetap menjadi yang pertama orang yang paling aku sayangi di dunia ini :')



Cinta Yang Menanti Ujung

Sudah berapa alur yang dia lewati
Sudah berapa arus yang dia terjang
Hingga perlu merunduk, mencari pegangan bebatuan
Lantas kembali berdiri dan tegap melangkah kedepan
Padahal didepan sana masih harus tersimpuh untuk kembali lagi berdiri

Dia sudah sangat lelah
Dia sudah sangat gontai
Dia bahkan hampir putus asa
Tapi dia tidak menyerah meski bangkit dengan rasa yang tertatih
Dia sangat menanti ujung
Ya.. Cinta yang menanti ujung

Tanpa ditebak, diujung sana sudah menanti dekapannya
Dekapan yang mestinnya jatuh pad saat yang tepat
Dekapan yang saat ini tengah dia genggam
Dekapan yang saat ini tengah dia pertahankan
Dekapan yang saat ini sangat enggan untuk dilepaskan
Dekapan Cinta yang menanti ujung dengan indah :')
dan Dekapan itu... kamu
~RP

Senin, 07 Juli 2014

Merajut Rindu Lewat Tepian Jarak

Rindu itu pasti terkait jarak
Tapi cinta bukan perkara jarak
Aku yang sedang merajut rindu diantara kilometer yang membentang
Kau yang sedang mempertahankan rindu diantara cinta yang bergejolak

Kau dan aku sama..
Sama-sama tengah berjuang memelihara rindu..
Jarak ibarat pelajaran penting tentang mencintai..
Mencintai mu lewat jarak dan desakan rindu adalah cara lain Tuhan memelihara 'kita'
-RP-