Sabtu itu (21 Desember 2013) pukul 10.00 WIB, mungkin hatinya kepalang rindu pada sosok putri kecilnya, mungkin juga hatinya terlalu pilu memendam kesedihan bagi anak anaknya., mungkin juga kala itu sedang mencari pegangan saat kepogohannya nampak terlihat, percayalah mih tidak ada satu orangpun didunia ini yang sanggup ditinggalkan seorang diri, sekuat apapun batinnya..
Dengan nada samar diselingi isakan, "Mamih selalu kepikiran kamu ne, kamu yang sabar, yang semangat, jangan takut, walaupun ne disana sebatang kara, tapi ada Allah, ayah juga pasti tau dan ngelihat ne, doain ne dari sana, mamih juga disini selalu doain ne, semoga dimudahkan, dilancarkan segala-galanya sama Allah. Kalau ada apa apa kamu bilang sama mamih ya ne, jangan diem aja, jangan dipendem-pendem. Jangan sia-siakan perjuangan ne udah sejauh ini, walaupun nggak ada ayah lagi, tapi ayah pasti seneng lihat ne berhasil nanti",
yang mendengarkan disana, hanya mampu diam menerawang jauh kedalam, menerobos secara paksa gembok gembok memori saat itu, saat dimana perjuangan yang selama ini dilakukan dipersembahkan seutuhnya untuk sosok yang selalu menjadi semangat dan inspirasinya .
-ibu selalu tahu apa yang dipikirkan anaknya meskipun itu tak terlihat dan tak terucap-
Sesedih apapun dirimu ibu, selemah apapun dirimu bu, tetap tidak ada yang mampu membuatmu begitu terisak selain untuk anak anakmu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar